Paling ditunggu saat hari Minggu.
Standby di depan tv sejak habis
subuh. Acara kartun favorit bertebaran. Tidak hanya di satu stasiun tv saja.
Beberapa menyiarkan secara bersamaan. Bingung memilih nonton yang mana. Film
kartun yang paling berkesan cuma satu. Doraemon. Lah, sejak dari saya SD sampai
sekarang usia kepala tiga. Si Nobita dan kawan-kawan masih belum naik kelas.
Jadi kepikiran, jangan-jangan memang susah naik kelas di Jepang. Makanya setiap
ketemu anak SD saya beri nasehat. Jangan sampai pindah sekolah SD ke Jepang.
Nanti ndak lulus-lulus. Anaknya cuma
bengong. Bingung maksudnya. Terus saya tinggal pergi. Kaya orang gila ya?
Winspector robot pembela
kebenaran. Jiban robot polisi pemberantas kejahatan. Power Rangers super hero
yang siap menumpas monster aneh. Awalnya lima manusia biasa. Mengeluarkan
gerakan unik untuk berubah wujud. Menggunakan armor andalan. Semakin hebat bisa loncat tinggi melewati gedung.
Senjatanya macam-macam. Ada yang pistol, pedang, perisai, tombak, golok, clurit,
cemeti. Bahkan semua bisa digabung menjadi satu senjata andalan. Monster kecil
ditumpas habis. Lalu ketua monster juga kalah. Setelah seperti itu biasanya
pemimpin marah. Mengeluarkan jurus peninggi dan pembesar badan. Monster ketua
tadi yang sudah mati bangkit lagi. Jadi lebih besar.
Tidak mau kalah para ranger
mengeluarkan kendaraan. Lima kendaraan bisa bergabung. Menjadi satu robot
besar. Lawan dari monster besar. Sudah sama-sama besar lalu bertarung lagi. Dan
satu akhir yang sulit diprediksi. Ternyata monster besar kalah. Pemimpin
monster uring-uringan. Di markas, para pemimpin monster saling menyalahkan.
Sementara para ranger bergembira
merayakan kemenangan. Satu episode terlewati.
Alur itu seakan menjadi paten.
Pemirsa cilik suka jika pahlawan menang. Bahkan dari sebelum nonton sudah tahu
akan menang. Lantas kalau sudah tahu kenapa ditonton? Yang ditunggu adegan
berubah wujud. Terus lagi adegan bergabung robot. Dan yang terakhir adegan
hancurnya monster besar. Puas sekali kalau sudah lihat ketiganya. Seakan-akan
dunia ini benar-benar terselamatkan oleh para ranger.
Hari Senin tiba. Saatnya
menceritakan tokoh idola. Berkumpul dengan teman sekelas. Membahas film yang
kemarin ditonton. Masing-masing menceritakan sesuai versinya. Kadang adu
argumen terjadi. Namun tidak sampai adu jotos. Eyel-eyelan siapa tokoh idola yang paling kuat. Walaupun begitu ada
satu hal yang sama. Imajinasi mereka kompak. Ingin memiliki robot besar power ranger. Ingin mengendarai keliling
kampung. Pamer dengan teman yang lain. Berkhayal jadi salah satu ranger. Kemudian ada yang imajinasinya
terlalu tinggi. Anaknya malas-malasan sekolah. Berimajinasi berangkat sekolah
naik robot ranger. Sampai sekolah
lalu “ndak sengaja” menginjak gedung
sekolah. Yaaa..kalau sudah begitu sekolah pasti libur. Imajinasi luar biasa. Padune wegah sekolah. Dasar power ranger pemalas.
Belum ada tanggapan untuk "Ranger Pemalas"
Post a Comment